Halaman

Senin, 03 September 2012

Pocong Merah vs Pocong Putih: Episode Berebut Kuburan

Cerita ini diikutsertakan pada “Lomba Cerita Bulanan Kastil Fantasi – Edisi Agustus 2012”

-------------------------------------------------------------------------

"LONGSOOOOR!!"

Jeritan bersahut-sahutan di taman makam Poci-Poci yang letaknya agak tersembunyi di Desa Pokori. Desa Pokori adalah sebuah desa kecil yang angker dan sepi. Penduduknya tidak sampai seribu jiwa. Pelancong pun nyaris tidak pernah ada. Hanya kadang-kadang tim dari rumah produksi datang untuk syuting film horor di Poci-Poci.

Oh, ya... jangan salah, teriakan bersahut-sahutan tadi asalnya dari para penghuni taman makam yang sudah mati dan hobi gentayangan malam-malam. Jadi takkan ada manusia hidup yang mendengarnya kecuali manusia itu punya kelebihan untuk menguping percakapan dunia orang mati.

Sebenarnya tidak ada jaminan juga, sih. Buktinya Desa Pokori dicap angker, kan? Malah kadang-kadang, ada pelayat yang tak sengaja melihat penghuni Poci-Poci lalu lari tunggang-langgang. Dan kalau bicara soal penghuni, Poci-Poci punya beragam. Mulai dari pocong, suster ngesot, kuntilanak, hantu janda beranak tiga, tuyul, siluman kelelawar sampai peri-peri kurang kerjaan... ADA.

Puput si pocong putih mengintip dari sobekan di bagian depan kain pembungkusnya, mencari tahu siapa korban longsor kali ini.

Belakangan, cuaca di Desa Pokori sangat buruk, terlalu sering hujan sehingga tanah di Poci-Poci jadi lembab dan lembek. Sudah ada tiga kuburan yang terkena longsor di Poci-Poci sehingga beberapa penghuninya terpaksa harus mengungsi ke kuburan tetangga yang berbaik hati memberikan tumpangan sampai penjaga kuburan menyingkirkan tanah yang menimbun kuburan si korban.

Sedih memang. Sudah mati masih saja terkena bencana. Tapi di Poci-Poci, apa pun bisa terjadi.