Halaman

Jumat, 17 April 2015

Pengakuan

“Jadi... kenapa tiba-tiba kau ada di Bournemouth?”

Suasana Pantai Bournemouth yang selalu ramai
Dia menoleh, menatapku dengan kening berkerut. Pasti itu karena wajahku yang jelas-jelas menunjukkan rasa tidak senang dengan kemunculannya yang tiba-tiba. Aku cepat-cepat mengalihkan pandanganku ke laut, fokus memandangi garis bercahaya yang membatasi laut dengan langit. Entah kenapa aku masih saja merasakan perasaan ini terhadapnya, bahkan setelah dua tahun berlalu. Dua tahun sejak dia menolak perasaanku secara tidak langsung.

Tapi kini dia ada di sini. Berjalan di sampingku, di atas pasir keemasan yang membentang di sepanjang pantai paling indah di Inggris itu.

“Aku sedang ada urusan di London,” ujarnya sembari menyugar rambut hitamnya, menahannya dari tiupan angin. Aku menahan napas. Efek yang ditimbulkan gerak-geriknya masih sama. “Ada pameran desain berskala internasional di sana. Memangnya di sini tidak ada gaungnya?”

“CG maksudmu? Mana mungkin tidak ada gaungnya,” kataku, berusaha terdengar biasa-biasa saja, walau sebenarnya aku gugup setengah mati. “Para mahasiswa di kampusku yang ikutan CG sudah mulai sibuk sejak dua bulan lalu. Rasanya hampir semua orang membicarakan ‘Creativity is GREAT sampai-sampai aku bosan.”

Kamis, 09 April 2015

A Midwinter Nightmares

Disclaimer:
  • Battle Royale RPF, para staff, dan semua murid-murid Midori Gakuen tanpa terkecuali
  • Koushun Takami dan universe Battle Royale-nya
  • Hwanhee sebagai visualisasi Iwasaki Kippei; Ayumi Hamasaki sebagai visualisasi Kudou Manami
  • Putri sebagai PM dari Yasuaki Jin, maaf ya kalau OOC.

***

***

"Kenapa berhenti?" tanyaku pada sopir bus yang sedang membawa aku dan murid-muridku pulang kembali ke Hakodate setelah karyawisata tiga hari dua malam yang menyenangkan. "Kita belum sampai, kan?"

"Ada pasukan militer yang menghadang di depan bus, Iwasaki-san," jawab sopir itu dengan ekspresi kebingungan.

Satu detik kemudian, suara pintu bus dibuka paksa memenuhi ruangan. Disusul dengan seorang pria berseragam militer dengan masker gas menutupi wajah membungkam mulut sopir itu dan melemparnya begitu saja keluar dari bus. Aku ternganga melihat pemandangan itu. Apa yang sedang terjadi di sini? Aku berusaha untuk tidak panik walau ingatan tentang kejadian yang serupa yang pernah terjadi sebelumnya membuatku waspada. Kupandangi murid-muridku yang sepertinya belum sadar akan apa yang terjadi. Banyak dari mereka yang tertidur kelelahan.