Halaman

Kamis, 02 Januari 2020

Banjir

Drabble pertama tahun 2020. Yay!
Grogi sumpah. Udah sekitar lima tahun aku vakum nulis.
Akhirnya tahun ini aku menantang diriku sendiri untuk melawan rasa takutku dan mulai menulis lagi tanpa dibayang-bayangi keharusan menulis dengan bagus. Aku akan menulis apa yang aku mau, sesuka hatiku. Mudah-mudahan saja aku bisa menjalankan tantangan A Drabble A Day ini dengan lancar.

***

Tiba-tiba saja aku terbangun. Sepasang mataku yang menatap langit-langit masih lekat dengan kantuk. Apa sesungguhnya yang membuatku terjaga? Apakah suara deru hujan yang turun deras menghantam jendela kamarku?

Tampaknya bukan itu.

Aku menoleh ke kiri dan kananku. Kedua tanganku turut bergerak di atas sprei yang masih terasa hangat. Ke mana Hyungwon dan Minhyuk? Aku hanya sendirian di tempat tidur besar ini. Langit di luar masih gelap, jam dinding menunjukkan pukul tiga pagi. Aku duduk sambil bertanya-tanya ke mana mereka pergi?

Aku tak perlu menunggu lama, jawabannya langsung terdengar. Suara debum benda berat terjatuh membuatku terlonjak berdiri, suara berikutnya membuatku berlari dan membuka pintu.


"Bobo? Mikkun?" seruku menyebut nama panggilan mereka dengan was-was sampai kudengar suara mereka terbahak-bahak datang dari dapur.

Aku pun segera melangkah ke sana dan mendapati kedua lelaki jangkung itu duduk berhadapan di lantai dapur yang tergenang air. Tidak hanya itu, mereka saling menyiramkan air dari lantai. Sebenarnya ini bukan pemandangan yang aneh, kedua lelaki itu memang hanya besar badannya saja. Tapi melihat ember-ember bertebaran di lantai bukan pada tempat yang tepat di bawah titik-titik kebocoran membuatku menarik napas dalam-dalam.


"Kalian se—AAAH!" Mukaku basah. "Kenapa menyiramku juga?!"

Suara tawa meledak lagi.

"Yucchan~ sudah segar?" Minhyuk menatapku dengan cengiran nakal. Jelas sekali dia lah yang menyiramku.

"Parah ya hujannya," timpal Hyungwon sebelum kembali tertawa geli.

"HUJAN LOKAL!" Minhyuk berseru sambil menyiramkan air ke Hyungwon.

"HUJAN INDOOR!" balas Hyungwon tak mau kalah.

"APAAN SIH HUJAN INDOOR!?" Akhirnya aku tak mampu lagi menahan tawa. "Ayo cepat letakkan ember-embernya di tempat yang benar sebelum rumah kita jadi akuarium sungguhan."

Tapi lagi-lagi jawaban yang kuterima adalah siraman air.



-The End-

2 komentar:

  1. Ya ampun... Aku ngakak pas dibilang huja lokal ���� kalau ada 2 makhluk ini di rumah pasti akan rame banget.. Pasti beresinnya super ribet!

    BalasHapus